PUFAN PATIN CILANGKAP

PUFAN PATIN CILANGKAP
PUSAT BUDIDAYA DAN JUAL BELI IKAN PATIN DI JAKARTA

Ikan Koi Bagian 1 (Sekelumit Kisah Cinta)

Posted by PUFAN PATIN CILANGKAP Wednesday, March 2, 2016 0 comments

IKAN KOI BAGIAN 1

SEKELUMIT KISAH CINTA 

Koi bukanlah ikan hias baru di Indonesia. Dulu koi kalah populer dibandingkan maskoki. Koi (Cyprinus carpio) dan maskoki (Carassius auratus) masih baru kerabat, keduanya termasuk family Cyprinidae. Bedanya, koi berkumis pada mulutnya, sedangkan maskoki tidak berkumis.

Koi masih satu jenis dengan ikan mas lauk (Cyprinus carpio). Perbedaan antara keduanya terletak pada bentuk, pola warna, dan pemanfaatannya. Proses budidaya, baik pembenihan maupun pembesaran hampir sama. Perbedaannya terletak pada seleksi dan pemberian pakan. 
Koi sebagai ikan hias untuk kolam tanah berabad-abad dilakukan orang Jepang. Penggemar koi di luar Jepang menganggap kopi sebagai hasil budidaya khas Jepang. Kenapa?


A. Budaya Abad Lampau


Menurut sejarah, orang Cina yang pertama kali menernakkan ikan karper, yaitu tahun 1300-an. Jika koi diklaim sebagai "produk" Jepang, ada alasannya.

Pusat pembenihan koi di Jepang berada di daerah pegunungan Ojiya, Niigata. Daerah ini terkenal sebagai penghasil karper karena penduduk Ojiya banyak membudidayakan karper untuk lauk sewaktu dimusim panas. Pada waktu musim dingin, daerah tersebut tertutup salju, penduduk tak mungkin membudidayakan karper. Sebelum cuaca menjadi dingin, penduduk menempatkan karper dikolam-kolam didalam rumah. Begitu musim dingin lewat, Karper itu dikembalian untuk Dikembangkan menjadi lauk bagi penduduk Ojiya.

Melalui suatu pembudidayaan selama beratus-ratus tahun, akhirnya diperoleh strain karper berwarna merah dan biru cerah. Karper itulah yang menjadi titik awal untuk menghasilkan strain-strain karper yang lebih indah. Tahun 1870 lahirlah karper Kohaku (merah dan putih), menyusul pada tahun 1910 Shiroutsuri (putih dan hitam) dan Kinutsuri (kuning dan hitam).

Tahuh 1930, mulailah ditemukan karper warna dengan garis yang lain, sementara sebelumnya hanya satu warna. Adapun koi-koi cantik yang mulai dikenal adalah Showa Sanke (merah, putih dan hitam). Selain itu muncul juga koi dengan corak lain seperti Kinrin (sisik emas) dan Ogon (emas).

Pada tahun 1904, Jerman mengirimkan koi dengan sisik yang tidak lengkap dan bahkan tidak bersisik sama sekali, sebagai hadiah kepada Jepang, Mereka lantas menernakkan koi Jerman ini dengan tipe sisik standart untuk koi, dan hasilnya melengkapi keanekaragaman dasar variasi pada sisik koi. Jika koi warna-warni Jepang dikenal sebagai Nishikigoi, maka koi jerman ini populer dengan sebutan Douitsugoi (koi Jerman). Dalam bahasa Jepang, Nishiki mengandung makna kain, dan koi adalah karper.

B. Koi Identik Dengan Jepang

Koi identik dengan Jepang. Ikan itu dianggap sebagai salah satu tonggak budaya jepang yang sangat dijunjung tinggi seperti halnya bonsai. Jika bonsai dikagumi keindahannya karena wujudnya yang mini, maka koi sebaliknya. Dengan badannya yang kekar dan warna-warni yang mimikat, koi mempunyai tempat tersendiri dihati pecintanya.

Koi selalu dikaitkan dengan seluruh aktifitas orang jepang. Di Hiroshima terdapat banyak sekali perkumpulan pecinta koi, juga sebuah bangunan yang disebut Koi. Nama itu diberikan oleh Kaisar Jingu. Di Jepang juga ada sebuah kastil yang diberi nama "Rijo" yang dalam bahasa Jepang berarti kastil koi. Di sekeliling kastil terdapat parit yang sarat dengan koi.

Di Jepang sudah turun-menurun berlangsung kontes koi dibanyak tempat. Kontes itu diikuti puluhan bahkan ratusan peserta dari berbagai daerah. Acara itu menunjukkan bahwa koi sudah merupakan ikan "resmi" di Jepang. Bahkan di Jepang berlaku nasehat, "Jika Anda menghendaki kawan setia seumur hidup, peliharalah koi dirumah Anda!". Koi dapat hidup puluhan sampai ratusan tahun kalau terpelihara dengan baik. 

Menurut buku The Latest "Manual to HIshikogoi" yang ditulis Takeo Kuroki (terbit tahun 1981/1988) dikabarkan bahwa koi tertua dijepang adalah Hanako. Umurnya 226 tahun panjang 77cm berat 9kg. Pemeliharanya Mr. Komei Koshirora (The President of Nagoya Women's Collage) yang beralamat di Hiroshi hirakawa, Kamogun, Gifu, Jepang. 

C. Tanda Cinta Sang Kaisar


Majalah Tropical Fish Hobbiest edisi september 1988, memuat tentang asal-usul kata Nishikigoi. Menurut sejarah Cina, ketika anak laki-laki tertua dari kong-ti (Kong Hu Chu) lahir pada 533 SM, penguasa kerajaan Lu memberinya ikan sebagai hadiah ulang tahun. Ikan itu konon yang kita sebut koi sekarang ini.

Kata koi, menurut cara penulisan jepang, memang bisa menimbulkan dua makna yang berbeda. Makna pertama adalah ikan, sedangkan makna kedua adalah murni dan sempurna. Dari kedua makna ini, koi bisa diartikan sebagai ikan yang mampunyai garis rapih dan teratur pada sisik dibadannya.

cina juga mempunyai buku, yang dipercaya sebagai buku pertama dan tertua yang mengupas tentang koi, yang bernama Yogyokyo. Tata cara pembudidayaan koi, dan semua jenis koi dikupas dalam buku tersebut. Dalam buku tersebut diuraikan juga tentang koi yang berwarna-warni seperti merah, biru, hitam, putih, dan kuning.

Dengan kata lain terdapat rahasia yang masih tersimpan dalam buku koi yang ditulis orang jepang, seperti Hitachi-fudoki atau Nishonshoki. Dalam buku Nishonshoki terdapat cerita yang menarik tentang kata koi ini. Ketika Kaisar Kejkou pergi ke Propinsi Mino pada februari 1994, ia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan anak perempuan Pangeran Yasakairihiko Otohime, Ketika mendengar keinginan kaisar Kejkou, sang putri menolak dan lari masuk kedalam hutan. Namun kaisar Kejkou tidak kekurangan akal, untuk menarik perhatiaan sang pujaan hatinya, ia mengambil ikan yang baru didatangkannya dari cina yang ada dikolam penginapannya dan mengadakan jamuan makanan ikan. Anehnya sang putri yang semula menolak akhirnya keluar hutan dan menemui dia. Mereka saling jatuh cinta yang dalam bahasa Jepang disebut koi. Dari cerita ini orang lantas menyebut koi untuk ikan yang dipakai kaisar guna memikat pujaan hatinya.

D. Asal-Usul Nishikigoi


Bagaimana dengan nama Nishikigoi? adakah cerita yang menarik sebelum nama itu melekat dan dikenal untuk menyebut karper warna warni ini.?

Dulu orang menyebut koi dengan nama yang berbeda-beda, misalnya mayogi (karper berpola bagus), hanagoi (karper kembang), echigono kawarigoi (karper unik dari Echigo), irogoi (karper warna), dan madarigoi (karper totol). Adalah Kei-Abe, teknisi di pusat penelitian perikanan Niiagata yang meniliti dan mengembangkan koi, memberinya nama ketika pertama kali taisho sanshoku di produksi di Takezawa-mura pada tahun 1918. Pada waktu itu nama ini tidak populer dikalangan masyarakat.

Ada dua versi yang dipercaya masyarakat sebagai asal-muasal kata Nishikigoi sebelum dikenal luas. Pertama, Kata ini mulai dikenal ketika seorang kapten singgah dipusat pengembangan koi setelah usai perang dunia kedua. Saking laparnya ia meminta irogoi (karper warna) untuk mengisi perutnya, yang kemudian dibingungkan dengan kata irokoi yang dalam bahasa Jepang mengandung makna seksual. Dari sini kemungkinan kata Nishikigoi mulai dikenal luas.
Cerita kedua adalah ketikan Francis Burgoa, kepala markas besar tentara sekutu mengadakan peninjauan di pusat pembenihan koi di Yama-koshi setelah perang dunia kedua. Sejak saat itu kemungkinan kata Nishikigoi mulai populer. Dan tentunya kata Nishikigoi hanya untuk menyebut ikan yang berwarna-warni dan bukan yang satu warna. 



sumber: KOI (Heru Susanto)

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Ikan Koi Bagian 1 (Sekelumit Kisah Cinta)
Ditulis oleh PUFAN PATIN CILANGKAP
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://www.pufanpatincilangkap.com/2016/03/ikan-koi-bagian-1.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Copyright @ JUAL BIBIT IKAN PATIN BERKUALITAS.